.

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Senin, 09 Maret 2015

Makalah KB suntik 3 bulan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan. Atau juga kb adalah suatu tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Meningkatnya jumlah penduduk merupakan masalah yang sedang dihadapi di Negara maju maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dan sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 jutajiwa. Selama rentang tahun 2000 - 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesiasebesar 1,49% per tahun. Angka ini mengalami kenaikan dibanding periode tahun1999 - 2000 yang masih sebesar 1,45%. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara keempat dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat (BKKBN, 2012). Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. (BBKBN 2012).
Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.Total FertilityRate(TFR) provinsi Banten tercatat 2,37 kelahiran hidup per wanita, merupakanangka yang sedikit lebih tinggi dari TFR nasional (2,27 kelahiran hidup perwanita). Pola Age Specific Fertility Rate(ASFR) serupa dengan Nasional, yaitupuncak ASFR terjadi pada kelompok umur 25-29 tahun. Masih tingginya angka kelahiran di Provinsi Banten salah satu penyebabnya adalah kurang berjalannya program Keluarga Berencana (KB).  
Penelitian Sugiarti menyatakan respon dan pemilihan jenis kontrasepsi dengan menggunakan Metode Kontrasepsi JangkaPanjang (MKJP) lebih sedikit dibanding dengan responden yang memilih NonMetode Kontrasepsi Jangka Panjang (NMKJP) (Sugiarti, 2012). Rendahnya minat akseptor KB dalam memilih kontrasepsi IUD tentunya bertolak belakang dengan kelebihan yang dimiliki IUD dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya,seperti efektivitas 99% dalam mencegah kehamilan dan penggunaan yang biasa mencapai 10 tahun. Masih sedikitnya akseptor KB IUD di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat ekonomi, budaya, pengalaman,karakteristik akseptor KB, dan dukungan suami.
      Sedangkan jumlah pemakianan KB di BPM. Bd Suliah pada 3 bulan terakhir sebanyak : aseptor lama KB suntik 3 bulan yaitu sebanyak 45%, aseptor baru KB suntik 3 bulan yaitu sebanyak 15%..















1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
1.      Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada klien aseptor kb    suntik Depo.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.  Melaksanakan pengkajian data pada aseptor kb suntik Depo.
2.  Melakukan interpestasi data pada aseptor kb suntik Depo.
3.  Mengidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial aseptor kb      suntik Depo.
4.  Menentukan tindakan segera pada aseptor kb Depo.
5.  Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada aseptor kb Depo.
6.  Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada aseptor kb Depo.
7.  Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada aseptor kb Depo.

1.3   Manfaat Penulisan
1.3.1.      Bagi BPS
1.      Membantu program pemerintah untuk menekan angka kelahiran.
2.      Menambah masukan/ penghasilan.

1.3.2.      Bagi Pendidikan
1.      Memperdalam ilmu pengetahuan mengenai kb dengan mengikuti perkembangan teori tentang KB

1.3.3.      Bagi Klien/Masyarakat
1.      Menunda/ menjarangkan kelahiran anak.
2.      Praktis dan ekonomis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi “,kontra “yang artinya mencegah / menghalangi dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara seltelur yang matang dengan sel seperma .jadi kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma.
2.2  Tujuan Penggunaan dan Pilihan Kontrasepsi
1)      Fase menunda kehamilan/mencegah kehamilan
Pada usia <20 tahun yaitu alat reproduksi wanita belum terbentuk sempurna alat kontrasepsi yang digunkan harus bersifat sensibilitas sangat tinggi,kesuburan mudah kembali, serta efektifitasnyapun tinngi. pilihan alat kontrasepsi yaitu :
a.    Pil
b.    IUD
c.    Implant
d.   Suntik ( sarwono.2013,3 )
2)      Fase menunda/ menjarangkan kehamilan
Pada usia 20-35 tahun. Karena dalam usia tersebut wanita dalam keadaan usia subur jadi dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang digunakan htrus bersifat sensitifitas tinggi dan efektifitas tinggi. Pilihan alat kontarsepsi yaitu:
a.    IUD
b.    Suntikan
c.    Minipil
d.   Pil
e.    Implant
f.     Sederhana
3)      Fase menghentikan
Pada fase ini usia wanita > 35 tahun kontrasepsi yang digunakan harus sensibilits tinggi dan efektifitas tinmggi.pilihan yang dapat diigunakan yaitu :
a.    Seteril
b.    IUD
c.    Implant
d.   Suntikan
e.    Sederhana
f.     Pil
2.3  Macam-macam Metode Keluarga Berencana
2.3.1    Metode keluarga berencana alamiah
Profil:
a.    Ibu harus belajar mengetahui kapan masa subur berlangsung
b.    Efek dipakai dengan tertib
c.    Tidak ada efek samping
d.   Pasangan secara suka rela menghaidari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapat menjadi hamil) atau senggama pada masa subur utuk menciptakan kehamilan.
A.    Macam-macam KBA
Metode lender serviks atau lebih dikenal sebagai metode ovulasi billings / MOB atau metpode dua hario mukosa serviks dan metode sitometermal adalah paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya sistem kalender atau pantang berkala dan metode suhu basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%) dan waktu pantang berkala ini lebih lama .lagi pula sudah ada caara yang lebih efektip dan masa pantang lebih singkat .
1.      Teknik pantang berkala
Untuk kontrasepsi senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda tanda kesuburan keluarnya lender encer dari liang vagina untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11 siklus terpendek dikurangi 18 antara kedua waktu senggama dihindari.
Manfaat
Kontrasepsi
1.      Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2.      Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
3.      Tidak ada efek samping sistematis
4.      Murah atau tanpa biyaya
Nonkontrasepsi
1.        Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2.        Menambah pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri
3.        Memungkinkan mengeratkan relasi /hubungan melalui penongkatan komu nikasi antara pasutri
Keterbatasan
1.        Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian.catatan billing bila aturan ditaati kegagalan 0%
2.        Keefektipan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
3.        Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar
4.        Dibutuhkan pelatihan/ guru KBA
5.        Pelatih guru KBA harus mampu membantu ibu mengenali masa suburnya ,memotivasi pasangan untuk mentaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat bantu thermometer oral atau suhu basal )
6.        Perlu pantangan selama masa subur untuk menghindari kehamilan
7.        Perlu pencatatan setiap hari
8.        Inveksi vagina membuat lender serviks sulit di nilai
9.        Thermometer basal diperlukan untuk membanti
10.    Tidak terlindung dari IMS/PMS
B.     Yang dapat menggunakan KBA
1.        Semua perempuan semasa reproduksi ,baik siklus haid teratur maupun tidak teratur baik karena menyusui maupun menopose
2.        Semua perempuan dengan paritas berpapaun termasuk nulipara
3.        Perempuan kurus atau gemuk
4.        Perempuan yang meroko
5.        Perempuan denganalasan kesehatan missal hipertensi,varises dissminorhea,sakit kepala sedang hebat,mioma uteri,trombosit vena dalam, atau embolin paru
6.        Pasangan dengan alasan agama atau pilosofi untuk tidak menggunakan KB
7.        Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
8.        Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari satu minggu pada setiap siklus haid
9.        Pasangan yang ingin dan termotivasi, mencatat,dan menilai tanda dan gejala kesubura
Table : 1.1 : keadaan yang memerkukan perhatian
Keadaan
Anjuran
Pengeluaran caairan vagina secara mantap
jelaskan kepada klien bahwa akan sulit menentukan kesuburan dengan lender serviks ,jika dia kehendaki,bantu klien memilih metode lain,pada meode ovulasi billings klien harus belajar benar-benar mengenali pola dasar ketidak suburban
Menyusui
Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lender serviks jika dia kehendaki bantu memmilih metode yang lain

C.    Yang seharusnya tidak menggunakan KBA
1.        Perempuan yang dari segi umur,paritis atau masalah kesehatannya kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2.        Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui,segera setelah abortus), kecuali MOB.
3.        Perempuan dengan siklus haid tidak teratur,kecuali MOB.
4.        Perempuan yang pasagannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5.        Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
D.    Intruksi Kepada Klien
1.        Metode Lendir Serviks Billings/Metode Ovulasi Billings (MOB).
2.        Anda dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina,pengamatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.periksa lendir dengan jari tangan atau tisu diluar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak di anjurkan untuk periksa kedalam vagina.
3.        Untuk menggunakan Metode ovulasi billings (MOB), seorang perempuan harus belajar mengenli masa suburnya dan pola dasar ketidak suburannya.untuk menghindari kkeliluan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,pasngan diminta penuh tidak bersenggama pada  satu siklus haid,untuk mengenali pla kesuburan dan ketidak suburban,
4.        Pola kesuburan adalah pola yang terus berubah,dan pola dasar ketidak suburban adalah pola yang sama sekali tidak berubah kedua pola ini mengikuti kegiatan hormone hormone(kususnya estrogen dan progesterone) yang mengontrol daya tahan seperma dan pembuahan. Oleh karena itu,dapat memberian informasi yang diandalkan untuk mendapatkan dan menunda kehamilan.
5.        Suatu catatan yang sederhan dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan.seatu rangkayan kode digunakan untuk melengkapi catatan. Kode ini harus cocok dengan budaya local dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secar luas. Dibberpa tempat mengunakan tempelan/stiker atau tintta berwana,ditempat lain lebih praktis menmbuat kode yang dapat ditulis dengan tangan, adaa juga yang mengobinasikan keduanya yaitu kode dengan menggunakan pensil berwaran contoh berikut adalah table pencatatn utuk siklus normal (teratur ,biasa berkisar antara 28 hari)
6.        Teratur pendek, berkisar antara 20-25 hari )
7.        Definisi: hari hari kering setelah darah haid ,beberapa ibu mempunyai hamper tidak terliah adanya lendir dan daerah vagina terasa kering,ini dinamakan hari-hari kering,
8.        Hari hari subur : ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu di anggaop subur, ketika terlihat adantya lendir,walpun jenis kentak atau lengket, lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks hari subur sudah dimulai.
9.        Hari puncak: adalah hari terakhir lendir paling licin,mulur,dan ada perasaan basah.
2.      Perubahan Lendir Serviks
1.         Lendir mungkin berubah pada hari yang sama periksa lendir setiap ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan basah waktu siang,setiap malam sebelum tidur, tenttukan tingkat yang paling subur dan beri catatan
2.         Pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan kenali hari hari lendir,mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidak suburban ibu dengan pelatih /guru KBA.
3.         Hindari senggama pada waktu haid. Pada hari ini tidak aman: pada siklus pendek,ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid,
4.         Pada hari kering setelah haid, aman uuntuk senggama selang satu malam (aturan selang seling) ini akan menghindari bingung dengan cairan seperma dan lendir.
5.         Segera setelah jenis lendir apa juga muncul atau perasaan basah hindari senggama , hari-hari lendir, terutama hari lendir subur, adalah tidak aman (aturan awal atau jika hari basah, ibu akan memperoleh bayi)
6.         Tandai hari terakhir dengan lendir paling licin atau mulur dengan tanda x. ini adalah hari puncak : ini adalah hari ovulasi dan paling subur
7.         Setelah hari puncak hindari senggama untuk siang dan malam hari-hari ini adalah tidk aman ( aturan punacak ) mualai dai pagi hari ke 4 setelah kering, ini adalah hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya sampai hari haid berikutnya bila ingin menghindari kehamilan
8.         Pada siklus yang tidak teratur seperti pasca persalinan atau premenopose maka perlu memperhatikan (pola dasar ketidak suburan dimana pada waktu 1-2 hari ,hari subur menyelangi di antara hari tidak subur . ibu harus mengamatoi perubahan bila PDTC suada pulih kembali minimal 3 hari berturut turut tampa perubahan maka senggama boleh dilakukan aturan sabar menunggu / wait and sirule.
9.         Untuk konsepsi mencapai kehamilan bersenggama pada setiap siklus pada hari –hari lendir yang terasa mulur,basah,dan licin


Table 1.2 metode suhu basal
Lamanya Siklus Haid   Terpendek
Hari Pertama Masa Subur
Lamanya Siklus Haid   Terpanjang
Hari Pertama Masa Subur
21 hari
Hari ke-3
21 hari
Hari ke-10
22 hari
Hari ke-4
22 hari
Hari ke-11
23 hari
Hari ke-5
23 hari
Hari ke-12
24 hari
Hari ke-6
24 hari
Hari ke-13
25 hari
Hari ke-7
25 hari
Hari ke-14
26 hari
Hari ke-8
26 hari
Hari ke-15
27 hari
Hari ke-9
27 hari
Hari ke-16
28 hari
Hari ke-10
28 hari
Hari ke-17
29 hari
Hari ke-11
29 hari
Hari ke-18
30 hari
Hari ke-12
30 hari
Hari ke-19
31 hari
Hari ke-13
31 hari
Hari ke-20
32 hari
Hari ke-14
32 hari
Hari ke-21
33 hari
Hari ke-15
33 hari
Hari ke-22
34 hari
Hari ke-16
34 hari
Hari ke-23
35 hari
Hari ke-17
35 hari
Hari ke-24
(Sumber: Buku Ilmu Kandungan YBPSP, 2007)


3.      Suhu Basal Tubuh
1.        Ukur suhu ibu pada waktu yang sama setiap pagi ( sebelum bangkin dari teempat tidur dan catat pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA ibu.
2.        Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid ibu untuk menentukan suhu tertingi  dari suhu normal “ rendah “ ( misalnya,catatan suhu harian pada pola tertentu tanpa suatu kondisi yang luar biasa abaikan suhu tinggi yang diseabkan oleh demam atau gangguan lain.
3.        Tarik garis pada 0.05 º-0,01 ºc diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hari teretentuu ini garis pelindung ( operlend ) garis suhu.
4.        Masa tak subur pada mulai sore setelah hari ketigga berturut turu suhu diatas garis pelindnung aturan perubahan suhu

Untuk kontrasepsi
Pantang senggama mulai dari siklus haid sampai sore hari ke 3 berturut turut setelah suhu di atas garis pelindung ( coperline.) masa pantang pada perubahan suhu lebih panjang dari MOB.
Catatan :
1.        Jika salah satu suhu dibawah garis pelindung (coverline) selam perhitungan 3 hari ini tanda ovulasi belum terjadi untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut turut suhu tercatat pada garis pelindung sebelum memulai senggama.
2.        Ketika mulai masa tidak subur, tidak perlu mencactat suhu basal. Iu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mmulai bersenggama pada haid pertama berikutnya
4.      Metode sitrotermal
ibu harus mendapat instrukai untuk metode lendir serviks dan suhu basal ibu dapat menuntukan masa subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
1.      Setelah darah haid berhenti, ibu bias bersenggama pada malam hari pada hari kering dengan selang seghari sealama pada masa tidak subur. Ini adalah aturan awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks
2.      Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir,
3.      Pantang bersenggama pada hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi
4.      Apabila aturan tidak mengidentifikasi hari yang sama dengan akhir masa subur,selalu ikut aturan yang konserfatif yaitu aturan yang mengidentivikasi masa subur .

5.      Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode kb tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya ( penis ) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Cara kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga seperma tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak ada pertemuan seperma dengan ovum kehamilan dapat dicegah
Manfaat kontrasepsi
1.      Efektip bila dilaksanakan dengan benar
2.      Tidak menganggu produksi ASI
3.      Dapat digunakan sebagi metode pendukung lainnya
4.      Tidak ada efek samping
5.      Dapat di gunakan stiap waktu
6.      Tidak menggunakan biyaya
Nonkontrasepsi                           
1.      Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2.      Untuk memungkinkan hubungan pasangan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Keterbatasan
1.      Efektipitas tergantung ketersediaan pasangan untuk melakukan senggama terputius setiap melaksankannya ( angka kegagaalan 4-27 kehamilan / 100 perempuan pertahun.
2.      Efektipitas jauh menurun apabila sepaerma dala 24 jam masih melekat pada penis
3.      Memutus kenikmatan dalam hub ungan seksual

Dapat digunakan untuk
1.      Suami yang ingin berpartisifasi dalam KB
2.      Pasangan yang taat beragama atau alasan pilosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
3.      Pasangan  yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4.      Pasangan yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode yang lain,
5.      Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
6.      Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur

Tidak dapat dipakai untuk
1.      Suami dengan ejakulasi dini
2.      Suami yang sulit untuk senggama terputus
3.      Suami kelainan fisikologis
4.      Istri yang mempunayi pasangan yang sulit bekerja sama
5.      Pasangan yang kurang berkomunikasi
6.      Pasanagan yang tidak bersedia menggunakan senggama terputus
Intruksi bagi klien
1.      Meningkatkan kerja sama dan membangn saling pengertian sebelum meelakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusi dan menyepakati penggunaan metode senggama terputus
2.      Sebelum berhubungan pria mengosongkan kandung kemih da bersikan ujung penis untuk menghilangkan seperma dari ejakulasi sebelumnya apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penis dari vagia dan mengeluarkan seperma di luar vagina
3.      Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya
4.      Senggama dilakukan tidak pada masa subur

2.3.2    Metode barrier
1.      Kondom
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet, plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)yang dipasang pada penis pada saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai berbentuk putting susu. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk ( HIV/AIDS)
a)      Efektif bila dipakai dengan baik dan benar
b)      Dapat dipakai dengan kontrasepsi lain untuk mencegah IMS
c)      Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0,02 mm
d)      Tipe kondom terdiri dari :
1)      Kondom biasa
2)      Kondom berkontur ( bergerigi)
3)      Kondom beraroma
4)      Kondom tidak beraroma
Gambar  : 1.3 macam-macam kondom
e)      Kondom pria dan wanita
Kondom untuk pria sudah cukup dikena; namun utuk kondom wanita walaupun sudah ada, belum popular dengan alasan ketidak nyamanan ( berisik )
Cara kerja
1.      Kondom mengalami terjadinya pertemuaan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma terbentuk tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
2.      Mencegah penularan mikroorganisme ( IMS termasuk  HBV dan HIV/AIDS ) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain ( khusus yang termasuk dari lateks dan vinil )
Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubung seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektf karena tidak dipakai secara konsistensi. Secara alami didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
ManfaatKontrasepsi
1.      Efektifitas bila digunakan dengan benar
2.      Tidak menggangu produksi ASI
3.      Tidak menggangu kesehatan klien
4.      Tidak menpunyai pengaaruh sistemik
5.      Murah dan daoat dibeli secara umum
6.      Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
7.      Metode konytrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
ManfaatNonkontrasepsi
1.      Member dororngan kepada suami untuk ikut ber-Kb
2.      Dapat mencegah penularan IMS
3.      Mencegah ejakulasi dini
4.      Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks )
5.      Saling berinteraksi sesama pasangan
6.      Mencegah imuno infertilitas
Keterbatasan
1.      Efektivitas terlalu tinggi
2.      Cara penggunaan sangat mempengaruhi kebarhasilan kontrasepsi
3.      Agak memggangu hubungan seksual ( mengurangi sentuhan langsung )
4.      Pada beberapa klien bisa menyebabakan kesuliatan untuk mempertahankan ereksi
5.      Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
6.      Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
7.      Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalh dalam hal limbah.
Penilaian klien
Klien tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesa atau pemeriksaan khusus, Untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis., Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4 Keadaan yang memerlukan perhatian menggunaka kondom

KONDOM
SESUAI UNTUK PRIA
TIDAK SESUAI UNTUK PRIA
1.      Ingin berpartisipasi dalam program KB
2.      Ingin segera mendapatkan alat kontasepsi
3.      Ingin kontrasepsi sementara
4.      Ingin kontrasepsi tambahan
5.      Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan
6.      Berisiko tinggi tertular/ menular IMS

1.    Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan
2.   Alergi dari bahan kondom
3.    Mengginkan alat kontrasepsi jangka panjang tidak mau terganggu dengan berbagi persiapan untuk melakukan hubungan seksual
4.       Tidak peduli bebagai persyaratan kontrasepsi

Cara penggunaan/ intruksi bagi klien
1.      Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2.       Agar efek kontrasepsi lebih baik, tambahkan spermisida kedalam kondom
3.      Jangan menggunakan  gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.
4.      Pasangan kondom saar penis sedang ereksi, tempelkanujungnya pada glanas penis dan tempatnkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kearahpangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5.      Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi
6.      Kondom dilepas sebelum penis melembek
7.      Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada ssat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terlepas pada saat penis dicabut  dan dilepaskan kondom diluar vagina agar tidak tumpukan cairan sperma disekitar vagina
8.      Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai
9.      Buang kondom bekas pakai di tempat yang aman
10.  Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan ditempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robrk saat digunakan
11.  Jangan gunakan kondom apabila  kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/ kusut
12.  Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral, atau perlumas dari bahan pertrolatum karena akan segera merusak kondom.


Tabel  1.5 Penanganan efek samping dan masalah kesehatan lainnya
Efek samping atau masalah
Penanganan
Kondom rusak atau diperkirakan bocor ( sebelum berhubungan )
Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom

Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
Jika dijurugai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian morning after pill
Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)
Reksi alergi meskipun jarang, dapat sangat menggangu dan bisa berbahay. Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS,  berikan kondom alami (produksi hewani : lamb skin atau gus )atau bantuan klien memilih metode kondom lain.
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjuekan pemakaina metode lain

2.      Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung , terbuat dari lateks ( karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksula dan menutup serviks.
 Jenis
1.      Flan spring ( flant metal band )
2.      Coil spring ( coiled wire )
3.      Arching spring ( kombinasi metal spring)
Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas ( uterus, dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat Kontrasepsi
1.      Efektif bila digunakan dengan benar
2.      Tidak menggangu produksi ASI
3.      Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelum
4.      Tidak mengganggu kesehatan klien
5.      Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat Nonkontrasepsi
1.      Salah satu perlindungan terhadap  IMS/HIV/ AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida
2.      Bila digunankanpada saat haid, menampung darah menstruasi


Keterbatasan
1.      Efektifitas sedang (bila digunakan sdengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
2.      Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
3.      Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakan setiap berhubungan seksual
4.      Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketetapan pemasangan
5.      Pada beberapa penguna menjadi penyebab  infeksi saluran uretra
6.      Pada jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada diposisinya
tabel : 1.7 kedaan yang memerlukan perhatian untuk menggunakan metode Diafragma
                                                      Diapragma

SESUAI UNTUK KLIEN YANG
TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG:
1.    Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau diatas usia 35 Tahun
2.    Tidak menyukai  pengunaan AKDR
3.    Menyusui dan perlu kontrasepsi
4.    Memerlukan proteksi terhadap IMS
5.    Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain
1.    Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi
2.    Terinfeksi saluran uretra
3.    Tidak setabil secara fisikis atau tidak suka menyentuk alat kelaminnya ( vulva dan vagina)
4.    Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
5.    Ingin metode KB efektif
           
Penanganan efek samping
tabel : 1.8. penanganan efek samping diafragma
Efek samping
Penanganan
Infeksi saluran uretra
Pengobatan dengan anti biotika yang sesuai, apabila diapragma menjadi pilihan utanma dalam berKB sarankan untuk segera mengosongkan kandung kemih setelah melakuakn hubungan seksul atau sarankan untuk memakai metode kontrasepsi lain.
Dugaan adanya reksi alergi diafragma atau adanya reksi slergi spermisida
Walaupun janrang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada iritasi vagina, khususnya pasca senggama, dan tidak mengidap  IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih metode yang lain
Rasa nyeri ada tekanan terhadap kandung kemih terhadap /rectum
Pastikan ketetapan dipragma apabila alat terlalu besar. Cobalah ukuran yang lebih kecil. Tindak lanjuti untuk meyakinkan masalah telah ditangani
Timbul cairan vagina dan berbau bila dibiarkan lebih dari 24jam
Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina ( tampon  dan lain-lain) jika tidak , sarankan klien untuk melepas dipragma setelah melakukan hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diangkat ( dipragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan mengunkan bedak atau talek jika akan disimpan) jika mengidap IMS lakukan pemprosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi

Cara penggunaan/ intruksi bagi klein
1.      Gunakan dipragma setiap kali melakukan hubungan seksual
2.      Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
3.       Pastikan dipragma tidak berlubang (tes diapragma  dengan masukan air, atau melihat menumbus cahaya).
4.      Olesakan sedikit spermisida krim atau gel pada kap diapragma ( untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau gel, remas bersamaan dengan pinggirannya)
5.      Posisi saat pemasangan diapragma :
a.       Satu kaki diangkat kekursi atau dudukan toilet.
b.      Sambil berbaring
c.       Sambil jongkok
6.      Lebarkan kedua bibir Vagina masukan diapragma jauh kebelakang, dorong bagian depan pinggiran ke atas dibalik tulang pubis
7.      Masukan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks, sarung kan karetnya dan
Pastikan serviks telah terlindungi
8.      Diapragma dipasang divagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung sekitar 6jam  setelah pemasangan, tambahkan spermisida kedalam vagina. Diapragma didalam vagiana paling tidak  6 jam setelah terlaksananya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diapragma didalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan memcuci vagina setip waktu, pencucian vagiana bisa dilakukan setelah ditunda selama 6jam  sesudah hubungan seksual )
9.      Mengangkat dan mencabut diapragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
10.  Cuci  dengan sabun dan air, keringkan sebelum ditempatkan kembali.

3.      Sepermiside
Sepermiside adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang dipergunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan 5-10 menit, hubungan seks dapat dilakukan agar sepermaside dapat berfungsi. Metode sepermiside dapat digunakan pada jaman  yunani kuno. Metiose sepermaside tetap diperkembangkan eleh berbagai pabrik parmasi seperti poam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan gel.
Kekurangan sepermaside  adalah:
1.      Merepotkan menjelang hubungan senggama.
2.      nilai kepuasan berkuran.
3.      Dapat meninmbulkan iritasi atau alergi.
4.      Kejadian hamil tinggi sekitar 30-35%  karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu ceoat melakukan senggama.
Metode sepermaside sulit digukan secara masal dan hanya dapat diajarkan pada kalangan terbatas yang menpunyai pendidikikan
4.      Kontrasepsi kombinasi ( hormone estrogen dan progesterone )
Sejarah penemuan kontrasepsi  hormonal berjalan panjang, mulai dari 1897 ketika  BARD menemukan bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi.  Pada tahun 1960  roca, pincus dan Garcia mencoba progesterone sebagai kontrasepsi oral dengan hasil yang memuaskan. Pada tahun 1993 gold jieher membuat pil kb oral seks suensila.  Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat berbagai pil kb dengan tujuan meningkatkan eektipitas ,mengurangi efek samping, dan menimalkan keluhan peserta  kb.
Mekanisme Kerja Kontantrasepsi Hormonal
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap hipopisis melalui hipotalumus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan polikel dan proses voluasi.
Melalui hipotalamus dan hipopisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran pollicle stimulating hormone (PSH) sehingga pematangan pollicle degrap tidak terjadi. Disamping itu progesterone dapat menghanbat hormone lutunizing hormone (LH). Estrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk menerima implamasi. .( manuba,2002)
Fungsi progesterone :
1.      Rangsangan balik kehipotalamun dan hipopisis , sehingga pengeluaran LH tidak terjad dan menghambat ovulasi.
2.      Progesterone mengubah endometrium,sehingga kapasitasi sepermatozoa tidak berkangsung.
3.      Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
4.      Mengahambat speristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.
5.      Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium.
5.      Pil Kombinasi
Profil :
1.      Efektip dan reversible
2.      Harus diminum setiap hari
3.      Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual mual dan pendarahan bercak yang tidak berbahaya akan segera hilang
4.      Efek samping serius jarang terjadi
5.      Dapat di pakai oleh semua orang ibu usia reproduksi
6.      Dapat diminum setiap saat jika diyakinkan merasa tidak hamil
7.      Tidak di ajurkan untuk ibu menyusui
8.      Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis
1.      Monofasik  pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dalam dosis yang sama ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
2.      Bifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dengan dua dosis yang berbeda  ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
3.      Trifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dengan tiga dosis yang berbeda  ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
Gambar : 1.10 pil kombinasi

Tabel : 2.1 Berikut ini adalah berbagai nama paten pil KB yang dipasarkan
Progesterone kuat
Esterogen lemak
Anovlar
Gynovlar
Norlestrine
Anacycline
Ovasta
Eugynon
Norinyl
Microgynon  60 ED
Microgynin 30 ED
Ovulen
Volidan
Lindiol
Noracycline
Conovid E
Prevision
Ortho novum
Nuvacim


Cara kerja
1.      Menekan ovulasi
2.      Mencegah implantasi
3.      Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalaui seperma
4.      Pergerakan tuba terhanggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
Manfaat
1.      Bila  meminum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%
2.      Dapat dipakai beberapa masalah : 
3.      Ketegangan menstruasi
4.      Perdarahan mentruasi yang tidak teratir
5.      Nyeri saat menstruasi
6.      Pengobatan pasangan mandul
7.      Pengobatan penyakit endometriosis..
8.       Dapat meningkatkan libdo.

Kerugian
1.      Harus minum pil secara teratur
2.      Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
3.      Penyulit ringan :
4.      Berat badan bertambah
5.       rambut rontok
6.      Tumbuh akne
7.      Mual sampai muntah
8.      Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal
9.      Mual pusing atau muntah
10.  Amenorrhea atau spotting
11.  Pendarahan pervagina/spotting

Yang dapat menggunakan pil kombinasi
1.        Usia reproduksi
2.        Telah memiliki anak ataupun belum
3.        Gemuk atau kurus
4.        Setelah melahirkan tetapi tidak menyusui
5.        Pasca keguguran
6.        Anemia karena haid berlebih
7.        Siklus haid tidak teratur
8.        Riwayat kehamilan ektopik
9.        Kelainan payudara jinak
10.    Kencing manis tanpa kompilkasi pada ginjal
11.    Menderita TBC kecuali sedang menggunakan rimfampisin
Yang tidak boleh menggunakan
1.      Hamil atau diduga hamil
2.      Menyusui eklusif
3.      Pendarahan pervagina yang belum diketahui
4.      Penyakit hati
5.      Peroko dengan uasia >35 tahun
6.      Riwayat penyakit jantung dan stroke atau tekanan darahh tinggi > 180 / 110
7.      Riwayat paktor pembekuan darah
8.      Kangker payudara
9.      Migraine dan gejala neurologic fokal
10.  Tidak dapat megunakan pil secara teratur (affandi.biran,2013 )
6.      Suntikan kombinasi
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tinggi minat pemakaian suntikan KB oleh karena aman , sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.

Gambar :2.2 kontrasepsi suntik
Cara kerja
a.       Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
b.      Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
c.       Perubahan pristaltik tuba fallopii, sehingga konsep dihambat.
d.      Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
Efektipitas :
Sangat efektip 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan saelama tahun pertama penggunaan .
Keuntungan
a.       Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu
b.      Tingkat efektivitasnya tinggi
c.       Hubungan seks dengan suntukan KB bebas
d.      Pengawasan medis yang ringan
e.       Dapat dipakai diberikan pascapersalinan, pascakeguguran, atau pascamenstruasi
f.       Tidak menganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
g.      Suntukan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi.
Kerugian
a.       Terjadi perubahan pola haid
b.      Mual sakit kepala,nyeri, payudara ringan
c.       Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatn
d.      Efektipitas berkurang bila digunakan dengan obat efilepsi
e.       Tidak menjamin perlindungan hiv/aids
f.       Terlambat pemulihan kesuburan .
                                                                     
Kapan suntikan KB dapat diberikan
1.      Pasca-persalinan
a.       Segera ketika masih di rumah sakit
b.      Jadwal suntikan berikutnya
2.      Pasca-abortus
a.       Segera setelah perawatan
b.      Jadwal waktu suntik diperhitungkan
3.      Interval
a.       Hari kelima menstruasi
b.      Jadwal waktu diperhitungkan
Jadwal waktu suntukan berikutnya diperhitungkan dengan pedoman :
1.      Depoprovera : interval 8 minggu
2.      Norigest : interval 8 minggu
3.      Cyclofem : interval 4 minggu.
Dengan pedoman tersebut kepada peserta KB dapat menghitungkan kedatangannya dengan tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan KB cyclofem merupakan suntikan KB masa depan, Karena mempunya keuntungan:
1.      Diberikan setiap 4 minggu
2.      Peserta cyclofem mendapat menstruasi
3.      Pemberian aman, efektif, dan relative mudah.

7.      Kontrasefsi implant
Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima masyarakat sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai norplant. Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut impanon. Pemasangan norplat (SUSUK KB) sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah mencabut susuk KB memerlukan perhatian karena sulit dicari metode yang murah,dan aman;jumlah yang memerlukan pelayanan pencabutan makin besar; dan dijumpai penyulit dan komplikasi saat mencabut. (Manuaba,2002)
                   Janis-jenis implant
1.      Jadelle norplan (norplan)
Terdiri atas 6 kapsul,tiap kapsul berisi 38 mg progesteon leponorgestel,yang dipasang secara subdermal dan berfungsi sebagai kontrasepsi selama 5 tahun
Norplan mencegah kehamilan dengan pengenmtlan lendir serviks sehingga tidak dapat ditembus oleh seperma.
2.      Inplanon
Inflanon adalah batang tunggal berisi 68 mg etonogestel yang dipasang secara subdermal mendpat lisensi selama 3tahun panjang batang tersebut 4cm dan berdiameyer 22mm dan dilengkapi aplikator seteril yang sudah diisi .implannon mencegah kehamilan dengan menghambat vulasi,mengentalkan lendir seviks juga mempunyai efek pada endometrium.

3.      Inplan 2 kapsul
Yaitu implant yang terdiri dua kapsul yang masing-masing berisi 75 mg levonorgestel dalam kantung plastic yang seteril yang tertutup ( diinsersikan sebdermal menggunakan trokart ) atau dua kapsul didalam selubang trocart seteil dimana hanya diperlukan pendorong (inserter-plus atau inserter pin) untuk menenmpatkan kedua kapsul levonorgetol pada lapisan subdermal dengan lengan atas klien .
Gambar :2.3 implan

Teknik Pemasangan Susuk Kb
Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti kipas mekar dengan 6 kapsul.
1.      Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka .
2.      Tempat pemasangan di lengan kiri atas,dipatirasa dengan lidokain 2%..
3.      Di buat insisi kecil ,sehingga trokar dapat masuk.
4.      Kapsul di masukan kedalam trokar,dan didorong dengan alsat pendorong sampai terasa tertahan.
5.      Untuk menempatkan kapsul,trokar ditarik keluar.
6.      Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya,alat pendorong dimasukan sampai terasa tidak ada tahanan.
7.      setelah 6 kapsul dipasang,bekas insisi ditutup dengan tensoplast (band aid)

Mekanisme kerja susuk KB
Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mgr levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat mengalanagi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi,mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa,dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi.
Keuntunganmetode susuk KB :
1.      Dipasang selama lima tahun.
2.      Kontrole medis ringan.
3.      Dapat dilayani didaerah pedesaan.
4.      Penyulit medis tidak terlalu tinggi.
Biaya ringan.

Kerugian metode susuk KB :
1.      Menimbulkan gangguan menstruasi,yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur.
2.      Berat badan bertambah.
3.      Menimbulkan akne,tegangan payudara.
4.      Liang senggama terasa kering.
5.      Pencabutan susuk KB sebelum waktunya
Keinginan peserta KB untuk mencabut susuk KB dengan alasan ingin punya anak lagi dan terjadi perdarahan/gangguan menstruasi.
Pencabutan Susuk Kb
Indonesia yang merupakan Negara terbesar pemakaian KB menghadapi kendala dalam mencabut sebanyak 300.000 sampai 400.000 susuk KB setiap tahunnya.pada pertemuan teknologi kontrasepsi di cisarua,bogor, 4 februari 1993, banyak kendala dijumpai saat pencabutan sebagai berikut :
1)      Kendala teknis pencabutan
a.       Pemasangan terlalu dalam 47,5%
b.      Pemasangan susuk KB tidak teratur 47,4%
c.       Pemasangan yang berjauhan 5,1%
2)      Komplikasi ( Penyulit )
a.       Perdarahan dan hematoma 20%
b.      Infeksi 5%
c.       Tidak semua susuk KB dapat di keluarkan 2%
3)      Biaya untuk mencabut susuk KB besar.

Pada pencabutan banyak dijumpai kesulitan sehingga diupayakan untuk merekayasa teknik pencabutan sebagai berikut :
1.      Metode standart
a.       Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutupi dengan duk
b.      dilakukan patirasi lokal dengan lidokain 2%
c.       pencabutan dengan cara :
(1)   Teknik blind (buta) yaitu Kapsul dijepit dengan kliem arteri dan selanjutnya di tarik keluar.
(2)   Teknik a vue yaitu Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang dengan klien arteri dan dikeluarkan
2.      Teknik U
a.       Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril
b.      Insisi dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB
c.       Jaringan penutup susuk KB dibersihkan
d.      alat U dipakai memegang kapsul,ditarik kea rah insisi,jaringan ikatnya dibersihkan dan selanjutnya kapsul di tarik keluar.
3.      Teknik tusuk (Ma) pencabutan susuk KB.
Di RSUP denpasar,IBG manuaba merekayasa alat dan teknik pencabutan susuk KB, konsep pencabutan adalah susuk KB dipasang melalui tusukan dan dicabut dengan teknik tusuk (Ma).
Pembuatan ”alat tusuk” pencabut susuk KB (Ma) adalah sebagai berikut : ambil kawat sepanjang 7 sampai 8 cm (ruji sepeda mudah di dapat dimana saja) kemudian salah satu ujungnya diruncingkan dan diperkecil,dan dilengkungkan 900 untuk mempermudah kedalam kapsul susuk KB ujung lainnya dilengkungan satu bidang denganlengkungan yang runcing. Digunakan sebagai pegangan.
8.      Kontrasepi IUD (Intra Uterine Devices)
Alat ini disebut juga dengan spiral/IUD, dalam bahasa terjemahannya disebut alat yang dimasukan kedalam tubuh, yaitu yang ditanam dirahim perempuan, tujuannya yaitu mencegah penempelan sel telur pada dinding rahim ataupun mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma, alat ini umumnya terbuat dari plastic ataupun plastic bercampur tembaga.
Gambar 2.4 IUD

Cara kerja IUD
Pada pemakai IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genetalia atas berkurang, sehingga perubahan cairan tuba dan uterus mengganggu viabilitas gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakaian IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok.



Keuntungan AKDR
1.      Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ketiga dalam pemakaian.
2.      Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit.
3.      kontrol medis yang ringan
4.      penyulit tidak terlalu berat
5.      pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut akan berlangsung baik
Kerugian AKDR
1.      Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ
2.      Terdapat perdarahan (spotting)
3.      Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
4.      Dapat terjadi infeksi
5.      Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6.      Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
Teknik pemasangan AKDR
Persiapan
a.       Pasien tidur telentang di meja ginekologi
b.      Vulva dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat dan air dtt
c.       Dilakukan pemeriksaan dalam ntuk menentukan besar dan arah rahim
d.      Duk steril dipasang dibawah bokong
e.       Speculum cocor bebek dipasang sehingga srrviks dapat terlihat
f.       Serviks-porsio dibersihkan dengan kapas betadin
g.      Dilakukan pengukuran dengan menggunakan sonde untuk menentukan dalam-panjang rahim dan arah posisi rahim,
Pemasangan
Cara pemasangan copper T atau seven copper
a.       Bungkus copper T atau seven copper dibuka
b.      AKDR nya dimasukan ke dalam introdusor melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan memakai sarung tangan steril
c.       Introdusor dengan AKDR terpasang dimasukkan kedalam rahim sampai menyentuh fundus uteri dan ditarik sedikit
d.      Pendorong selanjutnya mendorong AKDR hingga terpasang
e.       Introdusor dan pendorong ditarik dan gunting benang 3 cm

Penentuan Waktu Pemasangan
Asalkan tidak ada indikasi kehamilan, AKDR bisa dipasang setiap saat selama siklus menstruasi, AKDR bisa dipasang segera setelah 6 minggu persalinan, baik bagi persalinan melalui vagina maupun seksio sesarea,
1.      Masalah saat pemasangan
a.       Serangan Epilepsi, terutama pada wanita yang memiliki riwayat epilepsy, ketika pemasangan spiral.
b.      Kegagalan pemasangan, bisa jadi hal ini disebabkan oleh teknik pemasangan yang tidak tepat atau kurang baik atau adanya kelainan anatomi pada rahim dan leher rahim.
c.       Timbulnya sinkop dan bradikaria, nyeri hebat karena adanya syok serviks. Hal ini terjadi akibat dilatasi os servikalis internus oleh sinde atau alat pemasang.
d.      Terjadinya perforasi, AKDR bisa menembus uterus atau dinding serviks atau bagian
2.      Cara memeriksa tali-tali spiral
a.       Cuci tangan dengan air dan sabun
b.      Berjongkoklah, lalu masukan da jari ke dalam vagina sejauh mungkin. Lalu raba tali-tali yang terasa menjulur, namun janganlah menarik tali-tali tersebut
c.       Keluarkan jari-jari dan cuci vagina sampai besih dan keringkan,
9.      Kontrasepsi Metode Operasi / Sterilisasi
Metode ini bisa digunakan pada perempuan dan laki-laki di seluruh dunia terdapat lebih dari 150 juta perempuan yang memilih metode kontrasepsi ini. Fasektomi (sterilisasi pada laki-laki) biasanya perempuan yang memilih metode ini telah berusia 40 tahun keatas.
1.    Sterilisasi (operasi) perempuan
Sterilisasi pada perempuan biasanya dengan melakukan penyumbatan pada kedua tuba fallopi yan dapat dicapai baik dengan laparotomi atau mini-laparotomi atau yang lebih sering di sebut laparoskopi. Laparoskopi ini di rekomendasikan sebagai prosedur pembedahan yang tanpa rawat inap. Selain dengan menyumbat, sterilisasi dapat juga dengan cara pengangkatan kedua tuba, apabila diindikasikan adanya penyakit ginekologis misalnya hidrosalping atau fibroid
Tubektomi
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
Keuntungan : Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
1         Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
2         Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
3         Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi
4         yang permanen
5         Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali tindakan saja

Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :
Tubektomi
1         Sangat efektif dan “permanen”
2         Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3         Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4         Tidak mempengaruhi proses menyusui
5         Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6         Tidak menggangu hubungan seksual
2.    Sterilisasi pada laki-laki
Fasektomi
Fasektomi merupakan metode sterilisasi atau operasi pada laki-laki. Fasektomi dilakukan dengan cara pemotongan atau penyumbatan vas deferens dari kantongnya (zakar) ke penis untuk mencegah lewatnya sperma.
Indikasi
(1)   Pasangan yang sangat yakin bahwa keluarga mereka sudah lengkap
(2)   Apabila salah satu dari pasangan memiliki resiko penyakit yang dapat diturunkan
(3)   Apabila salah satu dari pasangan mengidap penyakit kronik yang menjadi kontraindikasi untuk hamil (bagi perempuan) atau akan memengaruhi kemampuan pasangan untuk membesarkan anak
Kontraindikasi
Apabila pasangan tidak yakin benar bahwa mereka tidak menginginkan anak lagi


BAB III
TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R  USIA 29 TAHUN P2A0Ah2
ASEPTOR KB LAMA SUNTIK 3 BULAN
DI BPM. BIDAN SULIAH AMd.KEB.,SKM

Tanggal Pengkajian                 : 29 Januari 2015
No registrasi                            : 029.01.15
Jam                                          : 10:10 WIB
Tempat Pengkajian                  : BPM. Bidan Suliah Amd. Keb.,SKM

       I.            PENGKAJIAN DATA
A.    IDENTITAS / BIODATA
Nama               : Ny. R                                    Nama suami                : Tn. S
Umur               : 29 tahun                    Umur                           : 30 tahun
Suku/kebangsaan         : betawi/indonesia       Suku/kebangsaan        :betawi
Agama             : islam                          Agama                         : islam
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan                     : buruh
Alamat rumah :  koja                          Alamat                                    : koja
Telp                 :                                   Telp                             :

B.         ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1.         Alasan kunjungan ini              : kunjungan rutin kb suntik 3 bulan
2.         Keluhan utama                        : tidak ada keluhan
3.         Riwayat menstruasi                 :
           Haid pertama              : 13 tahun
           Siklus                          : 28 hari
           Banyaknya                  : 2 kali ganti pembalut
           Dismenorhea               : tidak ada dismenorhea
           Teratur/tidak teratur    : Teratur
           Lamanya                     : 7 hari
           Sifat darah                  : encer
           Haid terakhir               :28 januari 2015
4.         Pola kebiasaan sehari-hari
            Sekarang
Nutrisi (pola makan)   
           Makan              : 3 kali sehari
           Porsi                  : 1 porsi
           Komposisi       : nasi, lauk pauk, sayur
           Minum             : 8 gelas sehari
           Jenis                 : mineral, jus
           Kebiasaan lain  : tidak ada
           Keluhan            : tidak ada
Eliminasi         
           BAB
Frekuensi                 : 1 kali sehari
Konsistensi              : padat
Warna                      : kuning
           BAK
Frekuensi                 : 5 kali sehari
Konsistensi              : cair
Warna                      : kuning
Keluhan                   : tidak ada
Seksualitas                : 2 Kali/Minggu
Keluhan                    : tidak ada
Personal hygiene        
           Mandi                       : 2 kali sehari
           Keramas                   : 3 kali seminggu
           Ganti pakaian           : 2 kali sehari
           Keluhan                    : tidak ada
Aktivitas                                  : Memasak, mencuci baju, mencuci piring, menyapu, mengepel
Istrahat           
           Siang                      : 1 jam
           Keluhan                  : tidak ada
           Malam                    : 7 jam
           Keluhan                  : tidak ada

5.         Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a.          Riwayat kesehatan ibu sekarang         :
Penyakit Jantung                                 : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung
Penyakit Ginjal                                    : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal
Asma/TBC paru                                  : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakt asma/TBC paru
Hepatitis                                              : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis
DM                                                      : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM
Hipertensi                                            : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi
Infeksi menular seksual (IMS)            : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit infeksi menular seksual (IMS)
Keputihan                                            : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keputihan
Anemia                                                : ibu mentakan tidak ada rwayat penyakit anemia
HIV/AIDS                                          : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
Penyakit hormone                               : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hormone
Infeksi radang panggul                       : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit infeksi radang panggul
Lain-lain                                              : tidak ada

b.         Riwayat kesehatan ibu dahulu            :
Penyakit Jantung                                 : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung
Penyakit Ginjal                                    : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit ginjal
Asma/TBC paru                                  : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakt asma/TBC paru
Hepatitis                                              : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hepatitis
DM                                                      : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit DM
Hipertensi                                            : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hipertensi
Infeksi menular seksual (IMS)            : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit infeksi menular seksual (IMS)
Keputihan                                            : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit keputihan
Anemia                                                : ibu mentakan tidak pernah mengalami penyakit anemia
HIV/AIDS                                          : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit HIV/AIDS
Penyakit hormone                               : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hormone
Infeksi radang panggul                       : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit infeksi radang panggl
Lain-lain                                              : tidak ada

c.          Riwayat kesehatan keluarga   :
Penyakit Jantung                                 : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung
Penyakit Ginjal                                    : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal
Asma/TBC paru                                  : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakt asma/TBC paru
Hepatitis                                              : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis
DM                                                      : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM
Hipertensi                                            : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi
Epilepsy                                               : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit epilepsy
Lain-lain                                              : tidak ada

6.         Data psikososial
           Pengetahuan ibu tentang KB : Pengetahuan ibu cukup
           Dukungan keluarga                 : Keluarga mendukung ibu untuk ber KB

C.         PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
PEMERIKSAAN UMUM
            Keadaan umum                       : Baik
            Keadaan emosional                 : Stabil
            Kesadaran                               : Composmentis
            Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah                        : 120/80 mmHg
Denyut nadi                            : 80 x/menit
Pernapasan                              : 24x/menit
Suhu tubuh                              : 37,50C
Tinggi badan                           : 160 cm
LILA                                       : 24cm
Berat badan sekarang              : 55kg

PEMERIKSAAN KHUSUS (head to toe)
Kepala
Muka/wajah                             : Tidak ada odema, jerawat dan flek
Lain-lain                                  : Tidak ada
Mata
Kelopak mata                          : Normal
Konjungtiva                            : Tidak tampak pucat
Sclera                                       : Tidak tampak kuning
Lain-lain                                  : Tidak ada
Hidung
Secret/serumen                        : Tidak ada pengeluaran secret
Polip                                        : Tidak ada polip
Lain-lain                                  : Tidak ada
Telinga
Secret/serumen                        : Tidak ada pengeluaran secret
Polip                                        : Tidak ada polip
Lain-lain                                  : Tidak ada
Mulut
Bibir                                        : Tidak tampak pucat/pecah-pecah
Gigi                                         : Tidak ada karies
Lain-lain                                  : Tidak ada
Leher
Kelenjar thyroid                      : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Kelenjar getah bening             : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Lain-lain                                  : Tidak ada
Dada                                        : normal
Payudara
Pembesaran                             : Tidak ada pembesaran payudara
Putting susu                             : Menonjol
Simetris                                   : Kanan dan kiri
Benjolan                                  : Tidak ada benjolan
Pengeluaran                             : Tidak ada pengeluaran
                        Areola                                                 : Tampak kehitaman
                        Rasa nyeri                               : Tidak ada rasa nyeri
                        Lain-lain                                  : Tidak ada
Abdomen
           Pembesaran                             : Normal
           Benjolan abnormal                  : Tidak ada benjolan abnormal
           Bekas luka operasi                  : Tidak ada bekas luka operasi
           Kandung kemih                      : Normal
           Nyeri tekan perut bagian bawah : Tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah
           Lain-lain                                  : Tidak ada
Ano-genital    
Vulva vagina                           : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perineum                                 : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran                             : Tidak dilakukan pemeriksaan warna : -
Anus : Hemoroid                     : Tidak dilakukan pemeriksaan
Varises dan odem                    : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain-lain                                  : Tidak dilakukan pemeriksaan
Extremitas atas                        :
oedema                                    : Tidak ada oedema
Kebersihan                              : Tampak bersih
Warna jari dan kuku                : Tidak tampak pucat
Turgor                                      : normal
Kekuatan otot dan sendi         : Baik
Kemerahan                              :  Tidak ada kemerahan
Varises                                     :  Tidak ada varises
Lain-lain                                  : Tidak ada
Extremitas bawah        :          
oedema                                    : Tidak ada oedema
Kebersihan                              : Tampak bersih
Warna jari dan kuku                : Tidak tampak pucat
Turgor                                      : normal
Kekuatan otot dan sendi         : Baik
Kemerahan                              : Tidak ada kemerahan
Varises                                     : Tidak ada varises
Reflex patella                          : kanan + kiri +
Lain-lain                                  : Tidak ada

D.        PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal :          -                                               pukul :             -           WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
Darah                                                   : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urin                                                     : Tidak dilakukan pemeriksaan
USG                                                    : Tidak dilakukan pemeriksaan
Rotgen                                                 : Tidak dilakukan pemeriksaan
Therapy yang sudah diberikan            : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain-lain                                              : Tidak dilakukan pemeriksaan

    II.            INTERPRETASI DATA
Diagnosa                                          : Ny. R umur 29 tahun P2A0Ah2 Aseptor KB lama suntik 3 bulan
DS                                     : ibu mengatakan usia 29 tahun pernah melahirkan 2 kali tidak   pernah   keguguran dan sudah lama mengunakan kb suntik 3 bulan.
                                            
DO                                     : KU baik
Tekanan Darah                        : 120/80 mmHg
Denyut nadi                            : 80 x/menit
Pernapasan                              : 24x/menit
Suhu tubuh                              : 37,50C
Tinggi badan                           : 160 cm
LILA                                       : 24cm
Berat badan sebelum               : 54
Berat badan sekarang              : 55kg

Masalah           : Tidak ada
Kebutuhan      : Tidak ada

 III.            ANTISIPASI DAN DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

 IV.            IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tidak ada

    V.            PERENCANAAN
Tanggal           : 29 Januari 2015                     jam      : 10.10 WIB
1.      Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan agar ibu mengetahui keadaannya saat ini.
2.      Jelaskan kepada ibu tentang efek samping suntik kb 3 bulan setelah penyuntikan agar ibu mengetahuinya.
3.      Inform consent
4.      Mencuci tangan agar menjaga kebersihan
5.      Siapkan alat agar dapat mempermudah dalam proses penyuntikan.
6.      Atur posisi ibu senyaman mungkin agar dapat mempermudah proses penyuntikan.
7.      Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM agar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan.
8.      Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 25 april 2015 agar ibu dapat mengetahui jadwal suntik kb kembali.
9.      Lakukan pendokumentasian

 VI.            PELAKSANAAN
Tanggal           : 29 Januari 2015                     jam      : 10.10 WIB
1.      Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan fisik
Tekanan Darah                             : 120/80 mmHg
Denyut nadi                                 : 80 x/menit
Pernapasan                                   : 24x/menit
Suhu tubuh                                   : 37,50C
Berat badan sebelum                    : 54kg
Berat badan sekarang                   : 55kg
2.      Menjelaskan tentang efek samping setelah penyuntikan seperti
Terjadi perubahan pola haid
Mual sakit kepala,nyeri, payudara ringan
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatn Efektipitas berkurang bila digunakan dengan obat efilepsi
Tidak menjamin perlindungan hiv/aids
Terlambat pemulihan kesuburan
3.      Melakukan Inform consent kepada pasien bahwa ibu sudah mengerti dan menyetujui
4.      Melakukan cuci tangan efektif
5.      Menyiapkan alat seperti kapas alkohol, spuit dan obat kb
6.      Melakukan posisi ibu senyaman mungkin.
7.      Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM
8.      Menganjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 25 april 2015
9.      Melakukan pendokumentasian

VII.            EVALUASI
Tanggal           : 29 Januari 2015                     jam      : 10.10 WIB
1.      Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan ibu saat ini
2.      Ibu sudah mengetahui tentang efek samping setelah penyuntikan
3.      Inform consent sudah dilakukan
4.      Sudah melakukan cuci tangan efektif
5.      Alat sudah disiapkan
6.      Posisi ibu sudah diatur senyaman mungkin
7.      Kulit sudah dibersihkan dan sudah dilakukan penyuntikan secara IM
8.      Ibu sudah mengerti datang kembali tanggal 25 april 2015
9.      Sudah dilakukan pendokumentasian







BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan. Atau juga kb adalah suatu tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Pengertian Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi “,kontra “yang artinya mencegah / menghalangi dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara seltelur yang matang dengan sel seperma .jadi kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma. Kontrassepsi dapat menggunakan berbgai macam cara, baik dengan menggunakan hormone,alat ataupun melalui prosedur oprasi.
Tujuan kb itu sendiri untuk Mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, menurunkan tingkat atau kematian ibu, bayi dan anak, serta masalah kesehatan reproduksi yang berkualitas.











BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ny R, datang ke BPM mengatakan  ingin kunjungan ulang kb suntuk 3 bulan, sebelumnya Ny R juga menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 3 bulan dianak yang pertama dan belum pernah memakai alat kontrasepsi lain. Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi kb untuk menjarangkan kehamilan.
Adapun pelaksanaan atau tindakan kb suntik 3 bulan antara instansi dan dilapangan mempunyai kesenjangan yaitu waktu kunjungan ulang suntik atau jadwal kembali suntik tanggal kunjungan hanya di kurangi 9.

5.2  Saran
1.      Diharapkan lebih bisa meningkatkan kualitas Keluarga Berencana.
2.      Diharapkan lebih Meningkatkan kerjasama dalam hal pemecahan masalah
3.      Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan .











DAFTAR PUSTAKA

uliyah,maratul. 2010. Panduan aman dan sehat memilih alat KB:Pustaka insan madani.

Manuba,Chandra ayu ida.2010.ilmu kebidanan penyakit,penyakit kandungan,dan KB.Jakarta :EGC 2010.

Afandi,briand.2012.buku panduan praktis pelayanan kontrasefsi. Jakarta :Bina pustaka sarwono prwihadrdjo.

Manuaba,ida bagus gede. 2002. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta:EGC 2002

Everett,suzanne.2005.buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduksi.jakarta:EGC buku kedokteran 2005.














LAMPIRAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar